환대해 준 당신을 환대하며
정희영 독립 기획자
이희경은 언니와 산책하거나 식사(마깐,makan)를 나누는 시간 속에서 작업을 떠올렸다. 처음부터 작업을 생각했던 것은 아니었지만, 한국에서 인도네시아 출신의 무슬림 여성으로 살아가는 언니 아나의 씩씩한 웃음을 마주할수록 그녀에게 매료될 수밖에 없었으리라. 한국처럼 밥을 먹는 쌀문화권이었기 때문일까? 불가능한 자리에 여전함으로 놓여있는 긍정의 감정들, 그 감정들에 매료되어 이희경은 개인전을 준비하기 시작한다.
이방인의 외로움이 무엇인지 아는 사람은 이방인이었던 사람뿐일테다. 영원히 알 수 없다면, 차라리 영혼이 이끄는 곳으로 향하겠다는 본능적인 맹세. 개인전 《너의 이름을 부를 때》는 그 맹세로 채워진 전시이다. 가장 먼저 이희경이 공들여 보여주려 하는 것은 언니의 진실한 하루이다. 영상 <회차시간>은 한국에서 타향살이를 시작한 아나가 마땅히 만날 사람이 없어 아무 버스나 타고 종점을 지나 다시 정류장으로 돌아온 경험을 토대로 한다.
영상을 보며 그녀의 회차시간을 내가 감히 상상한다. 타지에서의 외로움 그리고 고향을 향한 그리움은 버스가 가고 멈추는 길마다 숨어 있어서, 둥글게 원을 그린 뒤 다시 원점으로 돌아오는 버스노선을 따라 애달픈 마음도 함께 맴돌았을 것이다. 맺히는 것들을 가슴에서 내려놓기 위한 발걸음이었으나, 버스에 오르는 승객의 눈동자를 마주할수록 무엇 하나 내려놓을 수 없는 길이었을 것이다. 캄캄한 하루일수록 질문 없이 답을 내려버린 탑승객들이 야속했을 것이다.
작가도 언니가 들려준 이야기를 따라 도시의 방문객이 되어본다. <회차시간>은 히잡을 쓰고 순환하는 버스에 올라 촬영한 영상과 사진을 작가가 재편집한 것이다. 낯선 발걸음에 촉을 세우고 자신을 향하는 의뭉스러운 눈빛을 마주할수록, 불편한 마음을 굳게 다잡아야 할수록 다시금 떠오르는 것은 아나 언니다. 사막에서도 집을 지어 살 수 있을 것 같은 언니의 강인함, 나쁜 것은 잊고 좋은 것만 떠올리는 언니의 다정함. 작가에게 언니는 동경의 대상이다. 작업의 동력이 동정이 아닌 동경이라는 사실, 이는 타자를 다룬 과거의 것들과 분명히 다른 작업의 시작점이다.
이희경의 영상에는 늘 이야기가 있다. 그가 영상이라는 형태를 빌어 하고 있는 이야기는 아나의 사소한 일상에서 시작하지만(<회차시간>, <평범한 날>, 2022), 아나를 향한 동경은 인도네시아 여성운동 단체 ‘그르와니(Gerwani)’에 대한 관심으로 이어진다(<잔상>, 2022). 한국에서 이토록 당차게 살아가는 여성이 실존할 수 있는 연유를 근원적 뿌리로부터 찾아보려는 것인데, 자식이 여성과 남성의 성을 따르지 않고 이름만 쓰는 인도네시아 문화나 진보적인 사회주의 여성운동 단체‘그르와니’로부터 작가는 단서를 찾는다. 영상 <잔상>은 되려 편견과 차별 속에 여성의 목소리가 공공의 장에서 사라져가는 과정에 주목한다. 이 점은 매우 흥미로운데, 이 세계를 괴로움으로 인식하는 자는 작가이고, 더 열악한 상황에서도 이 세계를 긍정하는 자는 아이러니하게도 아나라는 점에서 더욱 그러하다. 이는 이희경이 차별과 폭력에 대한 민감성이 높기 때문일수도 있지만, 선명하게 만연하고 있는 배재의 서사를 환기해야만 우리는 그 폭력을 인지할 수 있기 때문일 것이다. 작가는 적어도 <잔상>에서 만큼은 그르와니의 활동을 살피며 여성의 목소리를 억누른 자들을, 그들의 행태를 직간접적으로 다룬다.
일상을 있는 그대로 성실하게 살아가는 여성과 그러한 여성에게 건네지는 수상스러운 눈초리는 한국사회에서 빈번하게 찾아볼 수 있다. 편견과 차별은 만연하고 있으며, 일상을 일상답게 살아내려고 애써야 하는 사람이 존재한다. 그러니 병든 세상을 있는 그대로 받아들이고 몸은 지쳐도 마음만은 넉넉하게 살아가려는 아나로 돌아갈 수밖에. 도무지 긍정할 수 없는 삶을 무력화시키는 긍정, 생을 순순히 긍정하는 아나에게로 돌아가자.
이 모든 작업은 아나가 이희경을 환대했기에 가능한 이야기이다. 아나가 자신의 특별한 산책을 이야기해주었기에, 손과 발을 씻고 기도하는 마스지드(Masjid)에 초대했기에, 함께 거리를 걷고 밥을 먹었기에, 서로가 서로의 공간에 초대했기에 시작될 수 있는 이야기다. 아나가 나의 이름을 불러도 된다고 허락해주었기에, 오롯이 그 허락으로 인해 이희경은 아나를 너(언니)라고 부를 수 있어진다. 아나는 우리가 진심으로 함께 살아갈 수 있는 사회를 맞이하기 위해 필요한 용기가 무엇인지 알려준다. 그 용기는 환대이고, 이제는 우리가 화답할 차례이다.
환대해 준 당신을 환대합니다. 당신이 보여준 여전함과 진심을 모두 담아.
이 글은 2022년 이희경의 개인전 <Ketika kupanggil namamu>의 전시 서문으로 작성 된 글입니다.
-------------------------------------------
Menyambut Anda yang Telah Menyambut Kami
Chung Hee-young(Kurator Independen)
Lee Heekyung mendapatkan ide untuk karyanya dari pengalaman berjalan-jalan atau makan bersama Ana. Meskipun pada awalnya ia tidak berniat membuat karya, namun pada akhirnya ia terpesona oleh Ana, seorang wanita Muslim dari Indonesia yang tinggal dengan gagah di Korea Selatan, karena sering melihat tawanya yang berani. Mungkin karena ia juga memilki budaya makan nasi yang sama seperti orang Korea? Sentimen positifnya ia letakkan dan tak berubah di tempat yang tak memungkinkan. Terpikat oleh sentimen itu, sang seniman mulai menggarap pameran tunggalnya.
Hanya mereka yang pernah merantau mengetahui perasaan kesendirian sebagai seorang perantau. Jika perasaan tersebut tak dapat dipahami selamanya, lebih baik mengikuti kata hati, yang merupakan sebuah naluri. Pameran tunggal Ketika Kupanggil Namamu penuh dengan gagasan ini. Pertama, Lee mencoba menunjukkan keseharian Ana yang asli dengan sepenuh hati. Karya video Jam Kembali dibuat berdasarkan pengalamannya menaiki bus secara acak, berputar arah dari halte terakhir hingga kembali ke halte pertama karena ia tidak memiliki siapapun untuk dijumpai di awal masa tinggalnya di Korea.
Saya berani membayangkan &Jam Kembali&nya Ana ketika menonton video tersebut. Karena kesendirian dan perasaan rindunya tersembunyi di setiap halte bus, kesedihannya terus terbayang sepanjang perjalanan saat bus melaju, berputar balik, dan akhirnya kembali ke titik awal. Ia melangkah untuk membuat dirinya merasa lega, tetapi keinginannya tak dapat ia lakukan karena harus berhadapan dengan tatapan penuh keraguan penumpang bus lainnya. Semakin sulit harinya, semakin pahit yang ia rasakan ketika berhadapan para penumpang yang menerka-nerka, menjawab sendiri pertanyaan mereka tentang kehadirannya.
Sang seniman menjadi pengunjung kota, mengikuti cerita Ana. Jam Kembali merupakan hasil edit kumpulan foto dan video yang diambil Lee ketika mengenakan jilbab saat menaiki bus. Menampilkan perasaan Lee yang tidak terbiasa dengan penampilannya, menghadapi tatapan ragu dari penumpang bus lainnya, dan kemudian harus bisa mengatasi perasan tidak nyamannya, ia memikirkan Ana: Keteguhan serta hati emasnya yang hanya mengingat hal baik dan melupakan hal yang buruk dapat membuatnya hidup damai, bahkan di gurun sekalipun. Dia adalah pahlawan bagi sang seniman. Faktanya, hal yang memotivasi dirinya adalah keinginannya sendiri, berbeda dengan karya lain yang menceritakan tentang orang lain yang berawal dari rasa simpati.
Video-video Lee Heekyung selalu punya cerita. Meski cerita yang ia ceritakan dalam bentuk video berawal dari keseharian Ana (Jam Kembali dan Sehari-hari, 2022), keinginannya pada Ana membuatnya tertarik pula dengan Gerwani, sebuah organisasi gerakan perempuan Indonesia (Afterimage, 2022). Membuatnya melacak kembali akar keberadaan perempuan pemberani ini di Korea Selatan. Sang seniman menemukan beberapa petunjuk dari kebudayaan Indonesia dimana mayoritas penduduknya tidak memiliki nama keluarga patriarki atau ikut serta dalam organisasi feminis sosialis progresif seperti Gerwani.
Afterimage(Bayangan) memperlihatkan proses bagaimana suara perempuan tersingkir dari ruang publik akibat prasangka dan diskriminasi. Hal ini sangat menarik, karena sang seniman mempersepsikan dunia penuh dengan rasa sakit, tetapi ironisnya Ana yang dalam kondisi yang lebih buruk memandang dunia secara positif. Mungkin karena seniman lebih peka terhadap diskriminasi dan kekerasan, dan juga karena kita dapat mengenali kekerasan tersebut setelah sadar akan narasi pengucilan yang merajalela di publik. Afterimage mengkaji sepak terjang Gerwani ketika para penindas menghapus hak perempuan untuk bersuara yang digambarkan secara langsung dan tidak langsung.
Para perempuan yang menjalani kehidupan sehari-hari dengan rajin dan menerima tatapan ragu pada mereka sering terlihat di Korea Selatan. Prasangka dan diskriminasi di mana-mana, bahkan ada orang yang harus berusaha keras sekali hanya untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, tak ada cara lagi selain melakukan hal yang sama seperti Ana, merangkul masyarakat yang apa adanya dan menjalani hidupnya dengan hati yang besar meskipun tubuhnya lelah.
Semua karya ini baru dapat terwujud setelah Ana menyambut dan menerima Lee. Cerita ini dapat mulai karena ia memberi tahu Lee tentang perjalanannya yang luar biasa, mengundangnya ke Masjid di Itaewon dimana semua harus mencuci kaki dan tangan sebelum berdoa, berjalan-jalan dan minum teh bersama, lalu akhirnya kedua perempuan ini saling berkunjung ke tempatnya masing-masing. Setelah Ana mengizinkan Lee untuk memanggil namanya, Lee dapat memanggilnya Eonni(Kakak). Ana mengajari kita keberanian yang dibutuhkan untuk menyambut masyarakat agar dapat hidup berdampingan dengan sungguh-sungguh. Keberaniannya adalah keramahan, dan sekarang giliran kami yang menanggapinya.
Selamat datang kepada Anda yang telah menyambut kami dengan segala kesetaraan dan kesungguhan yang telah Anda tunjukkan.
Terjemahan | Park Sohyun
Ulasan | Mira Rizki